MODALITAS FISIOTERAPI
MODALITAS FISIOTERAPI
1. Interferensi Therapy
a. Fisika dasar :
· Arus AC. frekuensi 4250 Hz (Med)
· Dua sumber arus dengan frekuensi berbeda saling superposisi, membentuk frekuensi baru bersifat linear.
b. Biofisika
· Penetrasi cukup dalam.
· AMF depolarisasi saraf
· Kedalaman Modulasi Linear superposisi, dinyatakan dengan % (membentk garis diagonal)
c. Neurofisiologi :
· Pain depressor sampai netralisasi noxe sensory nerve end
· Gait control
d. Indikasi
· Efek fisiologi yaitu relaksasi jaringan menurun serta sirkulasi darah dan metabolik membaik.
· Efek terapeutik meliputi kuantitas dan kualitas nyeri menurun, spasme jaringan otot berkurang, healing process cepat terjadi.
e. Dampak/kontra indikasi
· Alergi arus litrik (tetapi jarang terjadi) dan fiksasi logam.
2. Galvano Therapy
a. Fisika dasar :
· Menggunakan arus rendah searah (DC)
· None frequens
· Durasi 0,1–3 ms.
b. Biofisika :
· Penetrasi Superfisial / tanpa frekuensi
· Memiliki chemic effect yang nyataseperti hypersensasi,hyperaemi, rasa panas, dan sedikit gatal di kulit
· Kontraksi otot dan vasodilatasi nyata
c. Neurofisiologi :
· Stimulasi A gamma dan A alfa melalui motor point - motor unit
d. Indikasi
· Efek Fisiologi berupa tonus dan kontraksi otot,vasodilatasi pembuluh darah, dan efek sensasi.
· Efek Terapeutik seperti memelihara sifat fisiologi otot berupa kontraksi otot, Ionto phoresis, melancarkan sirkulasi darah superfisial
e. Dampak / kontra indikasi
· Dampak yang ditimbulkanyaitu alergi stimulasi arus listrik (namun jarang ditemukan)
3. Faradic Therapy
a. Fisika dasar :
· Menggunakan arus bolak-balik berfrekuensi rendah (AC
· Frekuensi yang digunakan < 50 mA
· Durasi 0,1- 3 ms
b. Biofisika :
· Penetrasi superfisial (bawah kulit)
· Chemical effect tidak nyata (AC)
· Kontraksi otot,vasodilatasi,netral noxe
c. Neurofisiologi :
· Stimulasi A gamma- A alfa melalui motor point dan motor unit
· Stimulasi tipe saraf bermyelin tebal
d. Indikasi
· Efek Fisiologis antara lainmeningkatkan metabolik/sirkulasi darah,memelihara sifat fisiologis otot/tonus, terjadi kontraksi vasodilatasi, dan rileksasi otot
· Efek terapeutik :meningkatkan tonus dan kekuatan otot , dapat mengurangi nyeri
e. Dampak / kontra indikasi
Dampak yang ditimbulkan yaitu alergi arus listrik (tetapi jarang terjadi)
4. Trubert Current
Modalitas yang satu ini merupakan modifikasi dari Galvao-Faradic current.Chemic effect lebih dominan,terutama reaksi inflamasi untuk proses reparasi jaringan superfisial.
5. Dyadinamic Current
f. Fisika dasar :
1. Modifikasi arus faradic (AC) menjadi DC dalam bentuk arus, frekuensi dan durasi
2. Frekuensi 50 Hz dandurasi 1-10 ms
3. Bersifat continue, daninterremittens
g. Biofisika :
1. Middle penetrasi, chemical effectsedkit, lebih nyaman saat digunakan
2. Variasi frekuensi,durasi, continuedan interremittensmendukungdominasi proses biofisika tertentu, seperti fasilitasi senso-motorik, tipe saraf tertentu dan reaksi kimia tertentu.
h. Neurofisiologi :
1. Gamma loop meliputi fasilitasi senso-motorik untuk sensasi dan kontraksi otot
2. Homeostatic/ vasomotion system
3. Pain depressor (penekan nyeri) / Gait control
i. Indikasi
1. Efek Fisiologis antara lainmeningkatkan metabolik/sirkulasi darah, memelihara sifat fisiologis otot melalui kontrasi dan relaksasi, meningkatkan konduktivitas saraf
2. Efek terapeutik sepertimengurangi rasa nyeri, spasme otot, dan memperkuat otot
j. Dampak / kontra indikasi
Dampak yang ditimbulkan yaitu alergi arus listrik (namun jarang ditemukan).
6. Laser (Light Amplification by Stimulated Emission and Radiation)
k. Fisika dasar :
1. Melipatgandakan emisi radiasi seperti Helium,Neon, Cobalt, dan CO2 dengan spektrum6,328 A dan IR Laser gelombang 9040 A
2. Pancaran sinar merupakan loncatan partikel kecil (foton) dari satu elektronatom yang difasilitasi dengan sebuah energidalam pompa energi sehingga terjadi 3 hal, yaitu
a. Absorbsi elektron
b. Energi/foton
c. Emisi (quantum energi menjadilebih besar)
3. Koheren dan monochromatis
4. Frekuensi sangat tinggi sehingga laser tidakbermanfaat dan bisa merusak
l. Biofisika :
1. Klasifikasi frekuensi tinggi:
a. Kelas 1, yaitu laser yang tidak merusak
b. Kelas 2, yaitu laseryang merusak jaringan setelah 1000 kontak
c. Kelas 3, yaitu radiasi langsung yang merusak mata
d. Kelas 4, yaitu radiasi langsung atau tidak langsung yang dapat merusak mata dan kulit.
2. Fungsi laser antara lainberperan dalam koagulasi jaringan, pemotong jaringan, dan biostimulasi jaringan untuk mengubah ketegangan membran sel (frekuensi oscillasi membran sell), ion Ca+ bebas sehingga merangsang prostaglandin dan algogenic untuk menormalkan cedera jaringanmelalui reaksi radang
m. Neurofisiologi :
1. Micro Tissue Damage untukproses reparasi jaringan lunak
2. Sintesis ATP menjadi ADP yang memacu Ferric sulphide redox system dalam mitokondria sehingga sel-sel magrophage, sel schwann dan firocytes mendapatkan efek terapeutik ( Laser Catalyzed Reaction)
3. Pain depressor (aktivitas endhorpin dan penurunan oedem karena sirkulasi darah lancar)
n. Indikasi
1. Efek fisiologis yaitu memperlancar metabolik,vasodilatasi darah, dan relaksasi
2. Efek Terapeutik antara lainreparasi radang, mengurangi nyeri, dan mengurangi spasme otot superfisial, serta memperlancar sirkulasi
o. Dampak / kontra indikasi
Dampak yang ditimbulkan yaitu merusak jaringan jika salah dalam menerapkan, muncul alergi sinar laser (tetapi jarang terjadi).
7. TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)
![]() |
TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation) merupakan alat yang dioperasikan dengan baterei kecil dan menggunakan transmisi listrik untuk menurunkan nyeri. Elektroda diletakkan di daerah bersangkutan yang mengalami nyeri. Mesin dihidupkan dan arus listrik disalurkan melalui elektroda. Perasaan geli terasa dibawah kulit dan otot. Sinyal ini berfungsi menggangu sinyal nyeri. Sinyal dari tens ini mempengaruhi saraf-saraf pada daerah pengaplikasian tens dan memutus sinyal nyeri sehingga nyeri pada pasien terasa berkurang. Tujuan pemberian TENS antara lain memelihara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi otot, modulasi nyeri tingkat sensorik, menambah Range Of Motion (ROM) atau mengulur tendon, memperlancar peredaran darah dan memperlancar resorbsi oedema.
p. Indikasi
Kondisi sehabis trauma atau operasi urat saraf yang konduktifitasnya belum membaik, kondisi keluhan nyeri pada otot, kondisi peradangan sendi (Osteoarthrosis, Rheumathoid Arthritis dan Tennis elbow).
q. Kontra indikasi
Sehabis operasi tendon transverse sebelum 3 minggu, karena adanya ruptur tendon/otot sebelum terjadi penyambungan, kondisi peradangan akut/penderita dalam keadaan panas.
r. Penempatan Elektroda :
1. Di sekitar lokasi nyeri : cara ini merupakan cara yang paling mudah dan paling sering digunakan, sebab dapat langsung diterapkan pada daerah nyeri tanpa memperhatikan karakter dan letak yang paling optimal dalam hubungannya dengan jaringan penyebab nyeri.
2. Dermatome : penempatan pada area dermatome yang terlibat, penempatan pada lokasi spesifik dalam area dermatome, penempatan pada dua tempat, yaitu di anterior dan di posterior dari suatu area dermatome tertentu.
3. Area trigger point dan motor point.
s. Prosedur TENS
1. Tingkat analgesia-sensoris : frekuensi 50-150 Hz, durasi pulsa <200 (60-100) mikrodetik
2. Tingkat analgesia untuk rasa nyeri : frekuensi 150 Hz, durasi pulsa >150 mikrodetik
3. Persipan pasien : kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion, cream dll; periksa sensasi kulit; lepaskan semua metal di area terapi; jangan menstimulasi pada area dekat/langsung di atas fraktur yg baru/non-union, di atas jaringan parut baru, atau pada kulit baru.
8. Shortwave Diathermy (SWD)
9.
![]() |
Shortwave Diathermy (SWD) adalah terapi panas penentrasi dalam yang menggunakan gelombang elektromagnetik berfrekuensi 27,12 MHz dan panjang gelombang 11m. Tujuan Pemberian SWD antara lain memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa sakit, mengurangi spasme otot, membantu meningkatkan kelenturan jaringan lunak, dan mempercepat penyembuhan radang.
t. Indikasi
Kondisi peradangan dan kondisi sehabis trauma (trauma pada musculoskeletal), adanya keluhan nyeri pada sistem musculoskeletal (kondisi ketegangan, pemendekan, atau perlengketan otot jaringan lunak), dan persiapan suatu latihan/senam (untuk gangguan pada sistem peredarah darah).
u. Kontra indikasi
Kehamilan, kecenderungan terjadinya pendarahan, gangguan sensibilitas, adanya logam di dalam tubuh, dan lokasi yang terserang penyakit pada pembuluh darah arteri.
v. Prosedur Shortwave Diathermy(SWD)
Teknik aplikasi SWD yaitu pre-pemanasan alat sekitar 5-10 menit, jarak antara elektroda dengan pasien 5-10 cm/1 jengkal, durasi penerapan alat sekitar 15-30 menit, intensitas sesuai dengan aktualitas patologi.Posisikan pasien senyaman mungkin, terbebas dari pakaian dan logam, tes sensibilitas, pasang elektroda danpasien tidak boleh bergerak, intensitas dipertahankan sesuai dengan toleransi pasien.
Tabel Dosis PemakaianShortwaveDiathermy (SWD)
Dosis
|
Efek
|
Pemakaian
|
Dosis Terendah
|
Target persepsi panas belum dapat disensor oleh reseptor panas
|
Pada fase akut dengan dosis 2
sampai 5 menit tiap hari selama 2 minggu
|
Dosis Rendah
|
Terasa sedikit panas
|
Pada fase subakut untuk mengurangi pembengakakan dengan dosis 2 sampai 5 menit tiap hari selama 2 minggu
|
Dosis Medium
|
Rasa panas sedang
|
Pada fase subakut dengan dosis 2 sampai 30 menit sebanyak 2-3 kali seminggu selama 1-4 minggu.
|
Dosis Tinggi
|
Rasa panas yang cukup tinggi akan tetapi masah dibawah ambang nyeri sehingga masih
dirasakan nyaman bagi penderita.
|
Pada fase kronis dengan dosis 5 sampai 30 menit sebanyak 2 sampai 3 kali seminggu selama 1-4 minggu
|
Minta sumbernya dong
BalasHapus