MAKALAH "SPRAIN"

MODUL FISIOTERAPI
TUMBUH KEMBANG TRAUMA
"SPRAIN"









Di susun oleh ;

NAMA : PIRANTI ASMAYA N
NIM : 201410301099






PRODI S1 FISIOTERAPI
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2016-2017







KATA PENGANTAR



Assalamu'alaikum wr.wb

Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji bagi Alloh SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai Tugas dari modul Fisioterapi Tumbuh Kembang Trauma. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah masih jauh dari sempurna, untuk itu diperlukan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan.

Wassalamu'alaikum wr.wb




Yogyakarta, 29 Mei 2016



Piranti Asmaya N


DAFTAR ISI


Halaman Judul…………………………………………………             i
Kata Pengantar…………………………………………………             ii
Daftar Isi……………………………………………………….             iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang………………………………………             1
1.2  Rumusan masalah……………………………………             2
1.3  Tujuan dan Manfaat…………………........................              2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sprain…………………………………........                        3
2.2 Etiologi Sprain ………………………………….......                        4
2.3 Tanda dan Gejala Sprain …………………………....                        4
2.4 Patofisiologis Sprain ………………………………..                        4
2.5 Problem Fisioterapi dari Sprain …………………....                         5
2.6 Diagnose Fisioterapi dari Sprain ………………..                         5
2.7 Intervensi Fisioterapi dari Sprain …………….....                         5
2.8 Evaluasi Fisioterapi dari Sprain …………………....                        6


BAB III PENUTUP
            3.1 Kesimpulan……………………………………….....             8
            3.2 Saran………………………………………...............             9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….....             12


BAB I
PENDAHULUAN

fdfe

1.1     Latar Belakang
Semakin banyak orang yang melakukan olahraga rekreasional dapat mendorong dirinya sendiri diluar batas kondisi fisiknya dan terjadi lah cedera olahraga. Cedera terhadap sistem mukoluskletal dapat bersifat akut (sprain, strain, dislokasi, fraktur) atau sebagai akibat penggunaan berlebihan secara bertahap (kondromalasia, tendinitis, fraktur sterss). Atlet profesional juga rentan terhadap cedera, meskipun latihan mereka disupervisi ketat untuk meminimalkan terjadinya cedera. Namun sering kali atlet tersebut juga dapat mengalami cedera muskoluskletal, salah satunya adalah sprain.
Sprain atau keseleo merupakan cedera umum yang dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih mungkin terjadi pada individu yang terlibat dengan olahraga, aktivitas berulang, dan kegiatan dengan resiko tinggi untuk kecelakaan. Ketika terluka ligamen, otot atau tendon mungkin rusak, atau terkilir yang mengacu pada ligamen yang cedera, ligamen adalah pita sedikit elastis jaringan yang menghubungkan tulang pada sendi, menjaga tulang ditempat sementara memungkinkan gerakan. Dalam kondisi ini, satu atau lebih ligamen yang diregangkan atau robek. Gejalanya meliputi nyeri, bengkak, memar, dan tidak mampu bergerak.
Sprain biasanya terjadi pada jari-jari, pergelangan kaki, dan lutut. Bila kekurangan ligamen mayor, sendi menjadi tidak stabil dan mungkin diperlukan perbaikan bedah.

1.2     Rumusan Masalah
1. Definisi Sprain ?                         
2. Etiologi Sprain ?                         
3. Tanda dan Gejala Sprain ?      
4. Patofisiologis Sprain ?                             
5. Problem Fisioterapi dari Sprain ?      
6. Diagnose Fisioterapi dari Sprain ?                     
7. Intervensi Fisioterapi dari Sprain ?                   
8. Evaluasi Fisioterapi dari Sprain ?       

1.3    Tujuan dan Manfaat
Tujuan Umum :
Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan trauma musculoskeletal khususnya sprain
Tujuan Khusus :
Untuk mengidentifikasi pengertian, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, klasifikasi, komplikasi, penatalaksanaan, pencegahan, dan pemeriksaan penunjang tentang sprain.
Manfaat Penulisan
1. Mengetahui  Definisi Sprain
2. Mengetahui Etiologi Sprain                  
3. Mengerti  Tanda dan Gejala Sprain    
4. Mengetahui Patofisiologis Sprain      
5. Mengerti Problem Fisioterapi dari Sprain     
6. Mengetahui Diagnose Fisioterapi dari Sprain                               
7. Mengetahui Intervensi Fisioterapi dari Sprain             
8. Mengetahui  Evaluasi Fisioterapi dari Sprain



BAB II
PEMBAHASAN

1.1 DEFINISI
Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau memutar.
(Brunner & Suddarth. 2001. KMB. Edisi 8. Vol3.hal 2355. Jakarta:EGC)
Sprain adalah trauma pada ligamentum, struktur fibrosa yang memberikan stabilitas sendi, akibat tenaga yang diberikan ke sendi dalam bidang abnormal atau tenaga berlebihan dalam bidang gerakan sendi.
(Sabiston.1994.Buku Ajar Bedah. Bagian 2. Hal 370. Jakarta:EGC)
Sprain merupakan keadaan ruptura total atau parsial pada ligamen penyangga yang mengelilingi sebuah sendi.
(Kowalak, Jenifer P. 2011. Patofisiologi. Hal 438. Jakarta:EGC)
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sprain adalah cedera struktural ligamen akibat tenaga yang di berikan ke sendi abnormal, yang juga merupakan keadaan ruptura total atau parsial pada ligamen.
( Marilynn. J & Lee. J. 2011. Seri Panduan Praktis Keperawatan Klinis. Hal 124. Jakarta : Erlangga)
a.       Sprain derajat I (kerusakan minimal)
Nyeri tanpa pembengkakan, tidak ada memar, kisaran pembengkakan aktif dan pasif, menimbulkan nyeri, prognosis baik tanpa adanya kemungkinan instabilitas atau gangguan fungsi.
b.        Sprain derajat II (kerusakan sedang)
Pembengkakan sedang dan memar, sangat nyeri, dengan nyeri tekan yang lebih menyebar dibandingkan derajat I. Kisaran pergerakan sangat nyeri dan tertahan, sendi mungkin tidak stabil, dan mungkin menimbulkan gangguan fungsi.
c.         Sprain derajat III (kerusakan kompit pada ligamen)
Pembengkakan hebat dan memar, instabilitas stuktural dengan peningkatan kirasan gerak yang abnormal (akibat putusnya ligamen), nyeri pada kisaran pergerakan pasif mungkin kurang dibandingkan derajat yang lebihh rendah (serabut saraf sudah benar-benar rusak). Hilangnya fungsi yang signifikan yang mungkin membutuhkan pembedahan untuk mengembalikan fungsinya.

2.2 ETIOLOGI
(Kowalak, Jenifer P. 2011. Patofisiologi. Hal 438. Jakarta:EGC)
Penyebab sprain meliputi :
Tekanan ekternal berlebih : pemuntiran mendadak dengan tenaga yang lebih kuat daripada kekuatan ligamen dengan menimbulkan gerakan sendi di luar kisaran gerak (RPS) normal seperti terglincir saat berlari atau melompat sehingga terjadi sprain.

2.3 TANDA DAN GEJALA MUNGKIN TIMBUL KARENA SPRAIN MELIPUTI :
a.       Nyeri lokal (khususnya pada saat menggerakkan sendi)
b.      Pembengkakan dan rasa hangat akibat inflamasi
c.       Gangguan mobilitas akibat rasa nyeri (yang baru terjadi beberapa jam setelah cedera)
d.      Perubahan warna kulit akibat ekstravasasi darah ke dalam jaringan sekitarnya.

2.4 PATOFISIOLOGI
Adanya tekanan eksternal yang berlebih menyebabkan suatu masalah yang disebut dengan sprain yang terutama terjadi pada ligamen. Ligamen akan mengalami kerusakan serabut dari rusaknya serabut yang ringan maupun total ligamen akan mengalami robek dan ligamen yang robek akan kehilangan kemampuan stabilitasnya. Hal tersebut akan membuat pembuluh darah akan terputus dan terjadilah edema ; sendi mengalami nyeri dan gerakan sendi terasa sangat nyeri. Derajat disabilitas dan nyeri terus meningkat selama 2 sampai 3 jam setelah cedera akibat membengkaan dan pendarahan yang terjadi maka menimbulkan masalah yang disebut dengan sprain.

2.5 PROBLEMATIKA FISIOTERAPI
                Pasien mengeluh nyeri saat tidak melakukan gerakan atau diam.
2.6 DIAGNOSA FISIOTERAPI dari SPRAIN
                Impairment : nyeri pada saat pasien diam atau kaki tidak di gerakkan.
                Funtional Limitation : tidak mampu berlari,dukuk terlalu lama dan nyeri saat tidak       melaukan gerakan pada kaki.
                Participan Restriction : tidak mampu melakukan pekerjaannya dan aktifitas sosisal.

2.7 INTERVENSI FISIOTERAPI dari SPRAIN
serw

1)   Imobilisasi
1.      Penggunaan gips
2.      Elastis
2)   Farmakologi
1.      Analgetik
Analgetik biasanya digunakan untuk klien yang mengalami nyeri. Berikut contoh obat analgetik :
·         Aspirin:
Kandungan : Asetosal 500mg ; Indikasi : nyeri otot ; Dosis dewasa 1tablet atau 3tablet perhari,anak > 5tahun setengah sampai 1tablet,maksimum 1 ½ sampai 3tablet perhari.
·         Bimastan :
Kandungan : Asam Mefenamat 250mg perkapsul, 500mg perkaplet ; Indikasi : nyeri persendian, nyeri otot ; Kontra indikasi : hipersensitif, tungkak lambung, asma, dan ginjal ; efeksamping : mual muntah, agranulositosis, aeukopenia ; Dosis: dewasa awal 500mg  lalu 250mg tiap 6jam.
·         Analsik :
Kandungan : Metampiron 500mg, Diazepam 2mg ; Indikasi : nyeri otot dan sendi ; Kontra indikasi : hipersensitif ; Efek samping : agranulositosis ; Dosis : sesudah makan (dewasa 3xsehari 1 kaplet, anak 3xsehari 1/2kaplet).
3)   Pemberian kodein atau obat analgetik lain (jika cedera berat)
4)   Pemasangan pembalut elastis atau gips, atau jika keseleo berat, pemasangan gips lunak atau bidai untuk imobilisasi sendi
5)   Pembedahan yang segera dilakukan untuk mempercepat kesembuhan, termasuk penjahitan kedua ujung potongan ligamen agar keduanya saling merapat (pada sebagia altet).
b.    Penatalaksanaan keperawatan
1)   Imobilisasi sendi yang cedera untuk mempercepat penyembuhan
2)   Elevasi sendi di atas ketinggian jantung selama 48 hingga 72 jam (yang segera dilakukan sesudah cedera)
3)   Penggunaan kruk dan pelatihan cara berjalan (pada keseleo pergelangan kaki)
4)   Kompres es secara intermiten selama 12 hingga 48 jam untuk mengendalikan pembengkakan (letakkan handuk kecil diantara kantung es dan kulit untuk mencegah cedera karena hawa dingin).

2.8 EVALUASI FISIOTERAPI dari SPRAIN
1.      saat melakukan aktivitas olahraga memakai peralatan yang sesuai seperti sepatu yang sesuai, misalnya sepatu yang bisa melindungi pergelangan kaki selama aktivitas.
2.      Selalu melakukan pemanasan atau stretching sebelum melakukan aktivitas atletik, serta latihan yang tidak berlebihan.
3.      Cedera olahraga terutama dapat dicegah dengan pemanasan dan pemakaian perlengkapan olahraga yang sesuai.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau memutar (keseleo). Sprain terjadi karena adanya benturan dari benda tumpul atau benda tajam yang  terjadi pada ligamen. Ligamen akan mengalami robek dan ligamen yang robek akan kehilangan kemampuan stabilitasnya. Penyebab terjadinya sprain adalah pemuntiran mendadak dengan tenaga yang lebih kuat daripada kekuatan ligamen dengan menimbulkan gerakan sendi di luar kisaran gerak normal.
3.2  Saran
Dengan diberikannya tugas ini penulis dapat lebih memahami dan mengerti tentang bagaimana penyakit sprain dan dapat melakukan perawatan yang baik dan tepat serta menegakkan asuhan keperawatan yang baik. Dengan adanya hasil tugas ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bacaan untuk menambah wawasan dari ilmu yang telah didapatkan dan lebih baik lagi dari sebelumnya.












DATAR PUSTAKA

Kowalak, Jennifer P. 2011. Buka Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH DOWN SYNDROME

Vertigo : Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Terapi

CERVICAL ROOT SYNDROME